Namaku adalah Restu Andreza
Pratama. Teman-temanku di sekolah memanggil aku Restu. Sekarang aku duduk di
bangku kelas 2 SMA, tepatnya di SMA Sampoerna Academy Bogor. Dua tahun yang lalu,
aku masih mengenyam bangku SMP, tepatnya duduk di bangku kelas 3.
Waktu itu, bangunan sekolahku sedang
direnovasi. Jadi, SMP-ku dipindahkan dari gedung utama ke sebuah gedung SD yang
letaknya tidak terlalu jauh dari gedung utama sekolahku yang awal. Selain
perubahan gedung, semua jadwal kegiatan pun diubah. Jadwal kegiatan belajar
mengajar yang semula diadakan pada pagi hari, diubah menjadi siang hingga sore
hari (tepatnya waktu itu hingga pukul 5 sore).
Suatu sore hari sebelum pulang
sekolah, wali kelasku membagikan sebuah surat informasi dari sekolah yang
ditujukan untuk orang tua murid. Pastinya surat itu tidak akan aku buka,
biarkan orang tuaku yang membukanya, toh ini memang ditujukan untuk orang tuaku
kan? Lalu, langsung aku masukkan surat itu ke dalam tasku yang kecil. Setelah
pembagian surat itu kepada anak-anak seisi kelas, wali kelas kami
mempersilahkan kami untuk pulang ke rumah karena matahari sudah mulai beranjak
untuk pergi dari tempatnya. Sampai di rumah.....
"Ma, ada surat untuk mama dari guru abang nih"
langsung aku berikan surat itu kepada ibuku yang sedang berada di mulut pintu
rumah.
"Surat apa ini Bang?" tanya ibuku penasaran sambil
membolak-balik surat itu.
"Buka aja Ma" jawab aku sambil menselonjorkan
kakiku di atas lantai.
Segera ibuku membuka surat itu, dan ternyata surat itu
berisikan daftar biaya yang dikenakan untuk perpisahan dan penambahan materi di
sekolahku. Total biaya itu adalah Rp 1.500.000,00. Kontan aku kaget dan aku
tidak tahu bagaimana mendapatkan uang sebesar itu, sementara untuk makan sehari
saja udah susah. Aku langsung melihat raut muka ibuku yang terlihat agak
murung, mungkin karena beliau pusing dan tidak tahu bagaimana caranya membayar
uang sebesar itu.
Hari berganti hari, ibu dan aku
berusaha untuk melupakan tentang bayaran itu. Tidak mau membuat ibu sedih.
Suatu sore sebelum pulang sekolah, wali kelasku memanggil aku ke kantornya.
Beliau menanyakan kenapa mukaku selalu terlihat tidak semangat saat menerima
pelajaran di kelas. Lalu, aku menjawab pertanyaan itu dengan semua kegalauan
yang ada di otakku ini. Setelah mendengar semua isi hatiku, beliau langsung
memberikan solusi yang sangat cemerlang, yaitu beliau menyampaikan sebuah
informasi kepada aku, bahwa di luar sana ada seorang bapak yang ingin membiayai
seorang anak, tapi dengan syarat, anak itu harus mempunyai prestasi di bidang
akademik maupun non-akademik yang baik. Selain itu, anak itu harus berbudi
pekerti yang baik. Begitulah apa yang dijabarkan oleh wali kelasku yang cantik
ini. Kebetulan, bapak ini adalah kenalannya wali kelasku. Kontan aku langsung
bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan tangannya kepada hamba-Nya
ini. Aku menerima tawaran ini, dan ternyata bapak ini akan datang esok hari.
Tidak lupa aku berterima kasih kepada wali kelasku ini, beliau sangat care
kepada ku, sampai-sampai ke masalah pribadi ku ini. Setelah itu, aku langsung pamit kepada beliau
untuk pulang. Sampai di rumah, aku langsung menyampaikan semua berita yang aku
dengar tadi ke ibuku. Ibuku terlihat sangat bahagia, beliau tidak menyangka
ternyata masih ada yang peduli dengan kondisi ekonomi kami. Alhamdulillah Ya
Allah...
Esok hari...
Sepulang sekolah, aku disuruh untuk
menunggu di kantor guru oleh wali kelasku. Sekitar 15 menit aku menunggu,
akhirnya bapak yang diceritakan oleh wali kelasku kemarin datang dengan menaiki
sebuah motor. Setelah itu kami berbincang-bincang satu sama lain, hatiku
berdegup kencang saat aku melihat sebuah amplop putih halus dikeluarkan oleh
bapak ini dari saku jasnya. Semula bapak ini berbincang dengan wali kelasku,
dan lalu beliau memberikan 'ku amplop putih itu. Tanganku gemetar. Beliau
mengatakan amplop itu berisi sejumlah uang sebanyak 2 juta rupiah. Aku sangat
bersyukur tiada henti hentinya di dalam hatiku. Uang ini akan aku pakai untuk
membayar biaya perpisahan dan penambahan materi di sekolah 'ku. Setelah itu,
aku langsung meraih tangan bapak itu dan mengucapkan terima kasih banyak atas
bantuan yang telah diberikan. Beliau membalas dengan senyuman yang sangat
berkesan di hatiku dan tak akan pernah aku lupakan jasa bapak ini. Sayangnya
pembicaraan kami tak bisa bertahan lama, karena beliau harus pergi menghadiri
sebuah meeting di kantornya. Kontan aku dan wali kelasku mengiyakan saja.
Setelah itu, bapak itu pergi dengan menaiki motor honda birunya sambil
melambaikan tangannya dari kejauhan. Setelah bayangan bapak itu sudah tak
terlihat lagi oleh 'ku, aku langsung pamit kepada wali kelasku sekaligus
berterima kasih atas apa yang telah beliau lakukan. Beliau sangat berjasa,
bukan hanya berjasa di bidang belajar-mengajar, tapi juga berjasa di bidang
kemanusiaan. Setelah itu, aku pulang dan langsung memberikan uang itu kepada
ibuku yang sudah menunggu 'ku di rumah. Ibuku sangat senang dan bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Alhamdulillah Ya Robbi masih ada yang mau membantu
keluarga kami yang sederhana ini. Aku bersyukur tiada henti...
Sejak saat itu, aku percaya siapa
pun yang serius menekuni suatu hal, pasti akan ada balasannya yang lebih dari
apa yang ia kerjakan sekarang. I believe siapa saja yang bersungguh-sungguh
pasti membuahkan hasil yang LUAR BIASA...
Udah baca kan? Gimana menurut kalian? Silahkan comment di guest book di samping yaaaa. Terima kasih telah membaca kawan-kawan. Sampai jumpa.....
0 comments:
Post a Comment