Pada suatu hari yang cerah, terdapat sebuah SMPN
yang bisa dibilang megah dan cukup besar. SMP ini merupakan sebuah sekolah
berstandar Internasional, sehingga tidak salah banyak masyarakat golongan atas
menyekolahkan anak-anak mereka di SMP itu. Ada seorang anak laki-laki yang
memiliki wajah rupawan dan baik hati, Jonathan, ya Jonathan. Teman-teman
Jonathan biasa memanggilnya Jo. Jo adalah siswa yang berprestasi. Dia adalah
anak basket, sehingga tak salah banyak anak perempuan di sekolahnya menyukai
Jo. Selain mempunyai badan yang bisa dikatakan "six pack" dia juga
baik hati kepada setiap orang.
Suatu hari di bulan Juni...
Suatu hari di bulan Juni...
"Jo, basket yuk" sahut Jofi saat
istirahat sekolah.
"Boleh" jawab Jonathan.
Lalu, Jo dan Jofi bermain
basket di lapangan sekolah bersama anak kelas 9 lainnya.
"Yeah, point bro" sahut seorang
anak yaitu Ari saat memasukkan bola ke keranjang.
Tiba-tiba...
"Bruk!!!"
"Awww, sakit men, aaaah!" teriak Jo
meringis.
"Kenapa Jo, ada apa ???" tanya Jofi
sambil memegang kaki Jo yang meringis karena sakit.
"Sakit Fi, aaaaaah, barusan kaki gue
kegesek" jawab Jonathan.
"Guys, panggil tim PMR sekarang!"
sahut Jofi.
"Siap bro!"
Tak lama tim PMR pun
datang...
"Ada apa nih ?" tanya Annisa dengan
lembut.
"Nis Nis si Jonathan kakinya berdarah
gitu tuh" jelas Jofi.
"Sini gue kasih betadine dulu" kata
Nisa.
"Awwww, aaaaah!" erang Jonathan.
"Lo gapapa kan ?" tanya Nisa kepada
Jo dengan senyumannya yang lembut itu.
*sejenak suasana menjadi sunyi. Jo pun
menatap mata Nisa dengan lembut*
*hmm....*
"Wooi, jangan bengong!" teriak
Jofi.
"Eeeeh, kenapa kenapa ?" jawab Jo
seperti salah tingkah.
"Lo ditanya ama Nisa tuh, lo gapapa kan
?" sahut Jofi.
"Oh gue ? Iya iya gapapa kok, eh makasih
banyak ya Nis" jawab Jo dengan lembutnya.
"Oh yaudah, kita duluan ya, see
you" kata Nisa sambil melambaikan tangan kepada Jo dan Jofi.
"Iya..."
J
J
J
J
Lalu, siang hari nya...
"Eh Fi, yang tadi pagi siapa deh yang
nolongin gue ?" tanya Jonathan.
"Oh itu, Annisa, Jo" jawab Jofi.
"Oh iya, Annisa! cantik ya" kata
Jo.
"Hahaha emang, jangan bilang lo
suka!" ledek Jofi.
"Kayaknya sih" kata Jo.
"Hahaha dasar, pandangan pertama!"
ledek Jofi.
"Hahaha!" tawa Jonathan.
*ting-ting-ting*
Bel pulang sekolah berbunyi,
semua siswa hendak pulang ke rumah masing-masing.
J
Keesokan hari, di kantin...
"Permisi, permisi, permisi" kata Jo
terburu-buru.
*brak*
Ternyata Jonathan menabrak
Annisa hinggan dia terjatuh.
"Eh sorry Nis, gue buru-buru, sini gue
bantu, maaf ya..." kata Jonathan.
"Iya iya, gapapa kok" jawab Nisa.
"Lo mau kemana by the way ?" tanya
Nisa.
"Mau ke kelas lagi nih, Nis" jawab
Jo.
"Eh ikut dong" sahut Nisa.
"Boleh" jawab Jo dengan senang
hati.
Saat perjalanan menuju
kelas...
"Eh Nis, hmm gue mau nanya sesuatu ke
lo" kata Jonathan.
"Nanya apa emang ?" tanya Nisa.
"Hmm, gue boleh minta nomor handphone lo
nggak, Nis ?" tanya lagi Jonathan.
"Yeeeh -_- gue kira mau nanya apa"
kata Nisa.
"Boleh kok boleh, nih nomor gue, 085794885478"
kata Nisa sambil menyodorkan nomor handphonenya yang tertera di hpnya.
"Hahaha, thanks banget ya" kata
Jonathan.
"Sama-sama, Jo" jawab Annisa.
*ting-ting-ting**bel masuk
kelas berbunyi*
Mereka pun berlari menuju
kelas masing-masing. Sejak Jonathan mendapatkan nomor hp Nisa, setiap malam,
dia selalu sms-an dengan Nisa.
Di suatu malam Sabtu di bulan
Agustus, seperti biasa Jonathan sms-an dengan Nisa. Tiba-tiba, Jonathan ingin
mencoba menelpon Nisa...
"Tut... Tut... Tut" suara handphone
Jonathan.
"Hallooo... Ini siapa ya ?" tanya
Nisa (berpura-pura).
"Halah! Ini gue Jonathan, Nis"
ledek Jo.
"Oh lo Jo, ada apa ?" kata Nisa.
"Gapapa, iseng aja. Hmm lagi apa, Nis
?" tanya Jo.
"Lagi nonton TV aja, kalo lo ?"
tanya Nisa.
Perbincangan di handphone pun
berlangsung cukup lama, dan akhirnya...
"Nis, besok kita jalan yuk" ajak
Jonathan.
"Ha ? Jalan ? Jalan kemana ?" tanya
Nisa kaget.
"Yaaa... ke Pevil aja yang deket
deh" kata Jonathan.
"Hmm gimana yaa ?"
"Yaudah, boleh aja" kata Nisa.
"Bener ? Berdua aja kan ?" tanya Jo
antusias.
"Iya Jonathan" kata Nisa.
"Hahahah makasih ya, Nis, besok jam 9 ya
gue jemput di depan rumah lo" kata Jo.
"Sip deh" jawab Nisa.
*tut...tut...tut...*
"Ah sial, pulsa gue abis!" teriak
Jo.
"Tapi gapapa, besok kan jalan sama Nisa,
horeeee!" teriak Jo sambil lompat-lompatan di atas kasurnya.
"Yeeaaay!!! Horraaay" teriak Jo
kesenangan.
Akhirnya malam itu pun
berakhir dengan indah.
Keesokan harinya, pukul
09:00...
Jonathan sudah tiba di depan
pagar rumah Nisa.
"Nisa....Nisa...." panggil Jonathan
dari atas motornya.
"Iya sabar, Jo" jawab Nisa dari
dalam rumah.
"Let's go!" sahut Nisa saat bertemu
Jonathan.
"Yuk (•͡˘˛˘ •͡)"
Sampai di Pevil...
Mereka pun jalan bersama,
lalu nonton film bareng dan terakhir yaitu lunch bareng di suatu kedai makanan.
Saat sedang menikmati makanan, tiba-tiba...
"Hmm, Annisa, boleh nanya sesuatu nggak
?" tanya Jo.
"Nanya apa lagi ? nomor hp ? atau alamat
rumah ? haha" ledek Nisa.
"Ya nggak lah -_-" kata Jo.
"Terus apa dong ?" tanya Nisa
penasaran.
"Haduh... apa ya... hm..." jawab Jo
kebingungan.
"Hmm, lo udah punya pacar ?" tanya
Jonathan.
"Oh gue kira mau nanya apa.. Gue kira lo
mau nembak gue Jo hahaha" ledek Nisa.
"Hehehe -_-" kata Jo sambil tertawa
kecil.
"Hmmm, gue belom punya kok Jo"
jawab Nisa.
*suasana hening sejenak*
"Wooi! Jangan melamun Jo, mikirin apa ?
Mikirin gue yaaa ?" tanya Nisa.
"Hah ? Kagak-kagak, gue gapapa kok,
Nis" jawab Jo kaget.
"Yuk abisin hamburglarnya, abis itu kita
pulang deh" ajak Jo
"Sip" kata Nisa.
Setelah mereka menghabiskan
lunch mereka, Jonathan mengantarkan Annisa pulang ke rumahnya kembali.
Berbulan-bulan hingga
Desember datang, Jonathan terus melakukan PDKT dengan Annisa, sampai dia
benar-benar yakin untuk menembak Nisa di suatu hari di bulan Desember di sebuah
Mall di daerah Jakarta Selatan.
"Kita mau kemana nih Jo ?" tanya
Nisa gelisah.
"Gapapa kok, ikut aja" jawab Jo
dengan santai.
"Hmm... gue mau ngomong sesuatu ke lo,
Nis" kata Jonathan.
"Apa lagi Jo ?" tanya Nisa.
"Gue sayang sama lo, Nis" kata Jo
yang terlihat sangan gugup.
"Bener ?" tanya Nisa ragu.
"Iya, Nis" jawab Jo.
"Tapi, gue mau minta maaf ke lo,
Jo" kata Nisa.
"Buat apa ?" tanya Jo penasaran.
"Gue udah ditembak duluan sama sahabat
lo, Jofi, gue ditembak kemaren siang dan gue terima, Jo" jelas Nisa.
"Itu bener, Nis ?" tanya Jo sedih.
"Iya Jo, habisan gue bosen sama lo Jo,
yaudah saat Jofi datang dan nembak, langsung gue terima, sorry banget banget,
Jo" kata Nisa yang terlihat sedih juga.
"Tapi Nis..." kata Jo.
Tiba-tiba terdengar suara
orang memanggil kata Nisa dari kejauhan.
"Nisaaaa..."
Ternyata... Ya itu kekasih
barunyan, Jofi.
"Beb, nonton yuk" kata Jofi.
"Eh ada lo Jonathan, gue duluan ya"
kata Jofi sambil menggandeng tangan Nisa dan membawanya pergi meninggalkan
Jonathan sendiri yang sedang terpaku meratapi nasibnya itu.
J
*cerita ini hanya fiksi belaka*
0 comments:
Post a Comment